Dailyensia.co – Gunung Lewotobi meletus lagi dan menunjukkan aktivitas vulkaniknya yang mengkhawatirkan, mengakibatkan bencana alam yang menelan korban jiwa di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Sejak Minggu, 3 November 2024, status gunung ini dinaikkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas), menandai bahaya erupsi besar yang dapat mengancam pemukiman sekitar.
Peristiwa ini menimbulkan dampak yang luas, termasuk jatuhnya korban jiwa, ancaman lahar, serta proses evakuasi yang hingga kini masih berlangsung.
Dengan segala risiko yang ada, pemerintah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja keras untuk meminimalisir dampak bencana ini.
Baca juga: Viral! Pemotor di Pekalongan Hilang Keseimbangan Usai Anjing Tiba-Tiba Lompat dari Keranjang
Gunung Lewotobi Meletus Lagi: Status Level IV Awas dan Dampak yang Terjadi
Erupsi yang terjadi di Gunung Lewotobi meletus lagi Laki-laki pada 4 November 2024 telah menewaskan sedikitnya 10 orang warga, dengan korban terbanyak berasal dari Desa Klatanlo dan Dulipali.
Kondisi ini memaksa BPBD Flores Timur menetapkan status tanggap darurat untuk wilayah sekitar Gunung Lewotobi meletus lagi.
Sebelumnya, PVMBG telah memperingatkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan melalui pantauan visual dan instrumental.
Dampak dari erupsi ini tidak hanya terbatas pada korban jiwa, tetapi juga mencakup kerusakan bangunan, hujan abu vulkanik, dan potensi bahaya lanjutan berupa banjir lahar hujan.
Baca juga: Service Center Laptop HP Bogor dan Jakarta di Mana? Lengkap dengan Lokasi
Proses Evakuasi dan Upaya Penanganan Darurat
Tim SAR Gabungan, dibantu oleh BPBD Flores Timur dan relawan setempat, segera melakukan proses evakuasi setelah erupsi terjadi.
Hingga saat ini, proses penyelamatan dan pendataan warga yang mengungsi masih berlangsung.
Untuk menampung para pengungsi, BPBD telah mendirikan beberapa pos pengungsian di Desa Konga, Lewolaga, dan Tietehena.
Sejumlah warga yang berada dalam radius 7 kilometer dari puncak gunung telah diminta untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.