Dailynesia.co – Hari buruh internasional yang biasa disebut Hari May Day biasanya diperingati oleh masyarakat dunia setiap tanggal 1 Mei berbagai cara, tetapi sebenarnya sebagai simbol perjuangan bagi kaum buruh.
Di berbagai negara peringatan ini bukan sekedar seremonial saja dan dimanfaatkan betul oleh buruh untuk menyuarakan masalah kesejahteraan.
Baca juga: Berapa Bunga Kartu Kredit BCA Terbaru? Simak 4 Tips Memilih Ini!
Hari Maya Daya, Suarakan Hak Buruh
Cara memperingati hari May day di berbagai negara bermacam-macam dan Indonesia sendiri, diperingati lewat unjuk rasa dan orasi
Seperti negara lain, masyarakat menyuarakan hati mengenai hak buruh menurut Ketua KASBI Sunarno, mengatakan pemerintah belum berpihak pada buruh.
Bahkan, kondisi buruh lebih parah pasca disahkan UU nomoe 5 tahun 2023 tentang Cipta Kerja yang berdampak kesejahteraan kaum buruh.
Sunaryo juga menyebut sistem upah dalam UU Cipta Kerja berlaku belum mencerminkan upah untuk kaum buruh yang layak.
Baca juga: Semangat Berkobar Hari Pendidikan Nasional: Jokowi Dukung Pendidikan yang Adaptif
Tolak Upah Murah
Hari May Day memang istimewa karena dengan peringatan hari buruh bisa menyuarakan hak buruh dari masalah upah sampai pesangon, seperti dikatakan Presiden KSPI, Said Iqbal.
Ia mengatakan, bahwa kaum buruh di seluruh Indonesia menolak keras upah murah dengan aturan konsep upah minimum, yang diartikan upah murah.
Konsep Cipta Kerja yang dirilis oleh pemerintah dipandang menghilangkan jaminan kepastian kerja, karena adanya durasi kontrak kerja panjang.
Apabila, hal terus diperpanjang akan tidak memiliki jaminan kepastian kerja dan sulit diangkat menjadi pekerja.
Bahkan masalah hak pesangon kaum buruh tidak luput dari perhatian di hari May Day, yang pokok masalahnya hak pesangon dikurangi dengan alasan perusahaan merugi.
Itulah, seputar Hari May Day diperingati di seluruh Indonesia dan dunia dengan cara unjuk rasa menyuarakan hak-hak buruh yang selama ini kurang didengar pemerintah.
