Dailynesia.co – KFC Indonesia Rugi Besar Imbas Boikot, di bawah naungan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), semakin memuncak hingga akhir kuartal ketiga 2024.
Imbas dari kampanye boikot dan pemulihan ekonomi yang lambat pasca pandemi membuat perusahaan merugi sebesar Rp557,08 miliar.
Situasi ini memaksa FAST untuk mengambil langkah-langkah drastis, termasuk menutup 47 gerai di seluruh Indonesia dan mengurangi 2.274 karyawan.
Fenomena ini tak hanya menyoroti tantangan finansial, tetapi juga mengundang pertanyaan mengenai masa depan bisnis restoran waralaba di Indonesia.
Baca juga: Info KJP November 2024 dan Syarat Penerima, Bantuan Sudah Cair?
KFC Indonesia Rugi Besar Imbas Boikot Atau Hal Lainnya?
Sepanjang kuartal III tahun 2024, PT Fast Food Indonesia (FAST) mencatat kerugian signifikan sebesar Rp557,08 miliar, meningkat drastis 266,59% dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya mencapai Rp152,41 miliar.
Sektor makanan cepat saji, terutama KFC Indonesia rugi besar imbas boikot, tidak luput dari dampak ekonomi global yang bergejolak serta kondisi pasar yang memburuk.
Pasca pandemi COVID-19, pemulihan bisnis ternyata tidak semulus yang diharapkan. Penurunan pendapatan KFC juga tak lepas dari gelombang boikot terhadap produk-produk yang diasosiasikan dengan Amerika Serikat.
Dampak Krisis Timur Tengah dan Kampanye Boikot
Selain tantangan ekonomi domestik, situasi geopolitik Timur Tengah turut memberi dampak negatif pada KFC Indonesia.
Kampanye boikot produk-produk Amerika Serikat, yang gencar di Indonesia, membuat masyarakat semakin kritis terhadap merek-merek internasional, terutama yang berasal dari AS.
Hal ini berdampak langsung pada penjualan KFC yang belum kembali stabil sejak pandemi.
Boikot yang diperkuat oleh situasi geopolitik ini menjadi pukulan berat bagi perusahaan dan memaksa mereka untuk melakukan efisiensi besar-besaran.