Mengapa Minuman Soju Begitu Ikonik? Intip Fakta dan Kandungannya di Sini!

Minuman soju adalah salah satu simbol budaya Korea Selatan yang mendunia. Yuk, eksplor fakta menarik tentang soju!

Mengapa minuman Soju Begitu Ikonik
Mengapa Soju Begitu Ikonik/Bergen record

Dailynesia.co – Mengapa minuman soju begitu ikonik? Popularitas minuman beralkohol khas Korea Selatan ini telah melintasi batas negara, menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya pop Korea yang mendunia.

Dibuat dari bahan dasar seperti beras, gandum, atau ubi jalar, soju dikenal karena rasanya yang ringan dan manis dengan kandungan alkohol 16% hingga 25%.

Selain menjadi minuman favorit di Korea, soju juga telah mendominasi pasar global, bahkan disebut sebagai salah satu minuman beralkohol paling laris di dunia.

Baca juga: STY Out Menggema, Netizen Minta PSSI Datangkan Pelatih Asal Belanda

Sejarah Singkat Minuman Soju

Mengapa Soju Begitu Ikonik
Mengapa Minuman Soju Begitu Ikonik/ best of Korea

Soju pertama kali diperkenalkan pada abad ke-13 selama invasi Mongol ke Korea. Teknologi penyulingan yang diperkenalkan bangsa Mongol memungkinkan pembuatan minuman ini, yang awalnya disebut sebagai arak.

Awalnya, soju diproduksi dengan menggunakan beras sebagai bahan utama.

Namun, pada 1965, pemerintah Korea melarang penggunaan beras untuk memproduksi alkohol akibat kelangkaan pangan.

Sebagai gantinya, produsen mulai menggunakan ubi jalar dan gandum sebagai bahan baku. Meskipun larangan itu telah dicabut, banyak merek soju tetap mempertahankan bahan alternatif ini.

Baca juga: Kereta Tanpa Rel IKN Kembali ke China: Inovasi yang Tidak Sesuai Harapan?

Kandungan Alkohol dan Varian

Soju modern biasanya memiliki kandungan alkohol yang lebih rendah dibandingkan versi tradisionalnya. Hal ini dilakukan untuk menarik konsumen yang menginginkan minuman dengan rasa lebih ringan.

Beragam rasa juga diperkenalkan, seperti buah-buahan, stroberi, peach, dan anggur hijau yang semakin menambah daya tarik minuman ini, khususnya di kalangan anak muda.

Namun, penting untuk diingat bahwa soju adalah minuman beralkohol, sehingga konsumsinya harus dilakukan dengan tanggung jawab.

Di beberapa negara, soju telah menjadi pilihan populer di berbagai kesempatan, mulai dari acara sosial hingga santap malam bersama teman atau keluarga.

Baca juga: Kapan Pembukaan Pendaftaran Seleksi PPPK 2024 Tahap 2? Ada Kriterianya

Status Hukum dan Larangan untuk Muslim

Soju masuk dalam kategori minuman beralkohol, yang secara eksplisit dilarang dalam ajaran Islam.

Minum alkohol, termasuk soju, dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum syariah. Oleh karena itu, bagi umat Muslim, penting untuk menjauhi konsumsi soju atau minuman serupa, meskipun dikemas secara menarik atau dipromosikan secara luas dalam budaya populer.

Selain itu, berbagai negara memiliki peraturan yang mengatur distribusi dan konsumsi alkohol, termasuk soju.

Misalnya, batas usia minimum untuk membeli dan mengonsumsi alkohol berbeda-beda di setiap negara.

Beberapa negara bahkan memberlakukan larangan penuh terhadap distribusi dan penjualan alkohol, termasuk di kawasan Timur Tengah dan beberapa wilayah di Asia.

Baca juga: UI Tangguhkan Gelar Bahlil: Langkah Pertaubatan Integritas atau Sekadar Cuci Tangan?

Mengapa Minuman Soju Begitu Ikonik dan Mengglobal?

Mengapa Soju Begitu Ikonik
Mengapa Minuman Soju Begitu Ikonik/war on the rocks

Soju kini telah melampaui batas geografis Korea Selatan, menjadi salah satu minuman beralkohol paling banyak dikonsumsi di dunia.

Hal ini diperkuat oleh gelombang budaya Korea (Hallyu), termasuk K-Pop, K-Drama, dan kuliner Korea yang mendunia.

Popularitas soju turut dipengaruhi oleh penyebaran budaya minum yang sering diperlihatkan dalam serial drama Korea.

Namun, terlepas dari ketenarannya, umat Muslim perlu waspada terhadap dampak normalisasi minuman ini dalam kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan generasi muda.

Penting untuk memahami ajaran agama dan menolak godaan dari minuman beralkohol, termasuk soju.

Minuman soju adalah bagian integral dari budaya Korea yang memiliki sejarah panjang dan pengaruh global yang signifikan.

Namun, bagi umat Muslim, minuman ini bukan sekadar produk budaya, tetapi juga sesuatu yang dilarang dalam agama.

Penting untuk selalu mengingat bahwa nilai-nilai dan keyakinan harus menjadi panduan utama dalam menghadapi fenomena global seperti popularitas soju.

Leave a Reply