Dailynesia.co – Rudal Typhon mendarat di ‘Halaman Belakang’ Indonesia, sebuah langkah strategis yang semakin memanaskan ketegangan di Laut Cina Selatan.
Dengan kehadiran sistem rudal ini di Filipina, Amerika Serikat memperkokohkan pengaruh militernya di kawasan Indo-Pasifik. Lantas, mengapa Indonesia harus mewaspadai langkah besar ini?
Baca juga: Investasi Kripto Makin Digemari, Terbukti Pajak Transaksi Tembus Rp 1,09 Triliun Akhir Tahun 2024
Rudal Typhon Mendarat di ‘Halaman Belakang’ Indonesia: Dampaknya pada Ketegangan Laut Cina Selatan
Pemasangan rudal Typhon di Filipina adalah bagian dari penguatan kerja sama militer antara AS dan Filipina yang terjalin melalui Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan (EDCA).
Sistem rudal ini memungkinkan pasukan AS dan Filipina untuk mengadakan latihan gabungan, termasuk latihan yang melibatkan persenjataan canggih seperti Rudal Standar-6 (SM-6) dan Rudal Serang Darat Tomahawk.
Kehadiran Typhon ini juga mengindikasikan bahwa AS tidak hanya memperkuat kehadirannya di kawasan Indo-Pasifik, tetapi juga mengincar stabilitas jangka panjang di wilayah yang dipenuhi ketegangan ini.
Sistem Rudal Typhon mendarat di ‘Halaman Belakang’ Indonesia ini sangat relevan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China terkait klaim teritorial di Laut Cina Selatan.
Dengan keputusan Filipina untuk memperpanjang keberadaan sistem Rudal Typhon mendarat di ‘Halaman Belakang’ Indonesia ini, meskipun mendapat kecaman dari China, kawasan ini semakin mendekati potensi konfrontasi besar.
Sebagai negara yang terletak di kawasan strategis, Indonesia harus menyadari betul bahwa ketegangan ini juga berpengaruh pada stabilitas di wilayahnya.
Baca juga: Viral! Ibu-Ibu Hadang Maling Tabung Gas, Keberaniannya Dipuji Netizen
Apa yang Perlu Indonesia Waspadai?
Keputusan AS untuk menempatkan sistem rudal Typhon di Filipina tidak hanya berisiko menambah ketegangan dengan China, tetapi juga berpotensi memperburuk situasi di Laut Cina Selatan.
Indonesia, sebagai negara yang memiliki klaim teritorial di wilayah tersebut, harus lebih hati-hati terhadap dampak yang mungkin timbul dari kehadiran militer AS yang semakin kuat di kawasan ini.