Trump dan Netanyahu Bahas Relokasi Warga Gaza: Trump dan Utusannya Sebut Warga Gaza Tak Layak Dikasihani!

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membahas rencana relokasi warga Gaza. Utusan Trump menyebut warga Gaza "jahat secara fundamental" dan tidak layak mendapat belas kasihan. 

Trump dan Netanyahu Bahas Relokasi Warga Gaza
Trump dan Netanyahu Bahas Relokasi Warga Gaza/Reuters

Dailynesia.co – Trump dan Netanyahu Bahas Relokasi Warga Gaza dalam pertemuan di Gedung Putih pada Selasa, 4 Februari 2025.

Trump mengusulkan agar warga Gaza direlokasi ke negara-negara Arab, sementara utusannya, Martin Oliner, menyebut warga Gaza sebagai “jahat secara fundamental” dan tidak pantas mendapat belas kasihan.

Pernyataan ini memicu kecaman internasional dan memperumit upaya perdamaian di Timur Tengah.

Baca juga: Profesi Pramugari Pekerjaan Paling Diminati oleh Generasi Z, Ini Alasannya

Trump dan Netanyahu Bahas Relokasi Warga Gaza: Rencana Kontroversial

Trump dan Netanyahu Bahas Relokasi Warga Gaza
Trump dan Netanyahu Bahas Relokasi Warga Gaza/Reuters

Dalam pertemuan tersebut, Trump menggambarkan Gaza sebagai “situs penghancuran” yang tidak layak huni.

Ia mengusulkan agar warga Gaza direlokasi ke negara-negara Arab seperti Mesir dan Yordania.

“Saya ingin Mesir menerima mereka. Anda berbicara tentang sekitar satu setengah juta orang, dan kita bersihkan semuanya,” kata Trump.

Trump menambahkan bahwa relokasi ini bisa bersifat sementara atau permanen. Ia bahkan menyarankan pembangunan perumahan baru di lokasi yang lebih aman.

Namun, usulan ini langsung ditolak oleh Mesir dan Yordania, yang menegaskan bahwa relokasi paksa warga Gaza adalah pelanggaran hak asasi manusia.

Baca juga: Visa Kunjungan Digunakan Bekerja di  Mimika,  Kantor Imigrasi Kelas II TPI Kini Makin Perketat Pengawasan WNA

Pernyataan Kontroversial Utusan Trump

Martin Oliner, utusan Trump yang juga anggota United States Holocaust Memorial Council, menambah kontroversi dengan pernyataannya di The Jerusalem Post.

Oliner menyebut warga Gaza sebagai “jahat secara fundamental” dan tidak layak mendapat belas kasihan.

“Tindakan rakyat Gaza membuktikan bahwa mereka membutuhkan pendidikan untuk mendetoksifikasi pemikiran mereka sebelum rekonstruksi bahkan bisa dimulai.

Mereka jahat secara fundamental, dan mereka harus membayar atas tindakan mereka,” tulis Oliner.

Leave a Reply