Kasus ini menunjukkan adanya kemungkinan praktik “joki” yang merusak esensi pendidikan tinggi dan membahayakan kualitas penelitian ilmiah.
Baca juga: Kolaborasi NewJeans dan Indomie Memicu Kontroversi: Indomie Bukan “Korean Ramyeon”!
Penyelidikan Etik UI dan Dampaknya terhadap Reputasi Akademik
Dewan Guru Besar UI telah berkomitmen untuk mengadakan sidang etik guna menyelidiki apakah terdapat pelanggaran dalam proses bimbingan disertasi Bahlil.
Sebuah langkah yang seharusnya bisa memperbaiki kualitas pendidikan di kampus tersebut. Namun, apakah ini cukup untuk memulihkan reputasi UI yang kini tercoreng?
Bahlil sendiri mengklaim bahwa kelulusannya bukanlah hal yang ditangguhkan, melainkan hanya ada beberapa revisi yang perlu diselesaikan.
Meskipun demikian, klaim ini tidak mengurangi ketegangan yang muncul di kalangan masyarakat, yang semakin mempertanyakan integritas proses akademik di Indonesia.
Baca juga: Prediksi Line Up Indonesia vs Jepang Kualifikasi Piala Dunia 2026, Kevin Diks Starter?
Reaksi Masyarakat dan Tuntutan untuk Pembatalan Gelar
Masyarakat, khususnya kelompok aktivis, tidak hanya menginginkan penangguhan gelar, tetapi juga mendesak agar gelar doktor Bahlil dibatalkan secara permanen.
Tuntutan ini didasarkan pada dugaan bahwa disertasi Bahlil mengandung unsur plagiarisme dan pencatutan tanpa izin, yang jelas melanggar prinsip-prinsip dasar akademik.
JATAM, yang merasa namanya dicatut tanpa izin dalam disertasi Bahlil, menuntut agar seluruh keterangan yang bersumber dari mereka dihapus.