Dailynesia.co – May Day 2024 menjadi saksi ketegangan antara buruh dengan pemerintah, yang semakin berkobar terkait dua tuntutan utama: pencabutan Omnibus Law Cipta Kerja dan penghapusan outsourcing serta penolakan terhadap upah murah.
Said Iqbal, Presiden Partai Buruh dan juga Presiden Konferensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), menjelaskan urgensi tuntutan tersebut, seperti dilansir dari Sindonews.com.
Iqbal menyoroti ketidaksesuaian kebijakan upah buruh dengan tingkat inflasi yang terjadi di berbagai daerah. “Kenaikan upah selama hampir empat tahun terakhir selalu di bawah angka inflasi.
Bahkan di beberapa kota industri, kenaikan upah stagnan atau bahkan nihil,” ujarnya pada aksi May Day, menekankan bahwa kebijakan upah yang rendah tersebut telah merugikan buruh dengan menurunkan daya beli mereka sebanyak 30-40 persen.
Contoh konkrit datang dari Kabupaten Tangerang, Bekasi, dan Karawang, di mana kenaikan upah jauh di bawah tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Situasi ini mengakibatkan penurunan upah riil selama lima tahun terakhir, meskipun pertumbuhan ekonomi rata-rata mencapai lima persen.
Baca juga: Peringati Hari Buruh Internasional, 50.000 Massa Gelar Aksi di Istana Negara
Menanggapi ketidakpuasan ini, para buruh bersiap untuk melakukan aksi demonstrasi. Iqbal memperkirakan sekitar 200.000 buruh dari seluruh penjuru Indonesia akan bergabung dalam aksi May Day ini. Mereka akan datang dari berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang, serta dari kota-kota industri seperti Batam, Makassar, dan Karawang.
Rencananya, aksi akan dimulai dari Patung Kuda Arjuna Wijaya dan berlanjut dengan long march menuju Stadion Madya Senayan.
Untuk menjaga keamanan, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, telah menyiagakan 3.454 personel gabungan dari berbagai instansi, termasuk Polda Metro Jaya, Polres jajaran, Kodam Jaya, dan Pemprov DKI.
Perlawanan aksi Maya Day terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan ini mencerminkan semangat perjuangan mereka untuk mendapatkan perlindungan yang layak dan hak-hak yang adil.
Aksi May Day bukan hanya sekadar unjuk rasa, tetapi juga merupakan panggilan untuk perubahan nyata dalam kebijakan ketenagakerjaan yang lebih berpihak kepada rakyat pekerja.
Di tengah ketegangan dan perjuangan ini, para buruh dalam aksi May Day menunjukkan solidaritas dan keberanian untuk bersatu demi mencapai tujuan bersama.
Mereka percaya bahwa hanya dengan suara bersama dan tindakan kolektif, mereka dapat membawa perubahan yang diperlukan bagi kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh buruh Indonesia.
Baca juga: Mobil Damkar Dilempar Warga di Bengkulu, Kaca Depan Pecah!
Dengan semangat perlawanan dan ketegasan dalam menyuarakan tuntutan mereka, para buruh membuktikan bahwa kekuatan rakyat pekerja tidak bisa diabaikan oleh pemerintah.
Aksi May Day 2024 menjadi momentum penting dalam perjuangan mereka untuk mencapai kondisi kerja yang lebih baik dan hidup yang lebih layak.