Dailynesia.co – Houthi sukses serang kapal perang AS, mengguncang keangkuhan militer Amerika Serikat yang selama ini tak tergoyahkan.
Dalam serangan yang berlangsung selama delapan jam, kelompok pemberontak Yaman ini menggunakan pesawat nirawak (drone) dan rudal untuk menargetkan kapal-kapal perang AS di Laut Merah dan Laut Arab.
Meskipun AS mengklaim tidak ada kerusakan signifikan, serangan ini tetap menjadi simbol perlawanan yang kuat terhadap kekuatan besar dunia.
Baca juga: Cara Gunakan Obat Nyamuk Vape Liquid Elektrik, Aman dari Gigitan Nyamuk
Houthi Gempur Kapal Perang AS dengan Drone dan Rudal
Serangan terhadap kapal perang Amerika Serikat yang terjadi pada 12 November 2024 ini menunjukkan kemampuan militer houthi sukses serang kapal perang AS yang semakin berkembang.
Menggunakan sedikitnya delapan drone serang dan delapan rudal, Houthi berhasil menargetkan dua kapal perusak, USS Spruance dan USS Stockdale, yang berlayar di Selat Bab al-Mandeb, serta kapal induk USS Abraham Lincoln yang beroperasi di Laut Arab.
Meski serangan ini tidak menimbulkan kerusakan berarti, aksi ini mengirimkan pesan kuat tentang ketegangan geopolitik yang semakin memburuk di kawasan tersebut.
Baca juga: Prediksi Line Up Indonesia Lawan Arab Saudi Kualifikasi Piala Dunia 2026, Eliano Main?
Serangan yang Terkoordinasi: Pesawat Nirawak dan Rudal Balistik Menjadi Andalan
Houthi melancarkan serangan secara terkoordinasi, memanfaatkan teknologi modern seperti drone dan rudal balistik.
Pentagon mengonfirmasi bahwa pasukan AS berhasil menghalau sebagian besar serangan, tetapi serangan ini menggarisbawahi kemampuan kelompok ini dalam mengancam jalur pelayaran utama, termasuk bagi kapal-kapal militer Amerika.
Klaim houthi sukses serang kapal perang AS tentang serangan yang berhasil mencapai tujuan mereka tetap menjadi tantangan bagi narasi AS yang sering meremehkan kapasitas militer pihak lawan.
Baca juga: 5 Cara Berhenti Minum Kopi Tanpa Sakit Kepala, Dijamin Ampuh
Respons AS: Klaim Keberhasilan Tanpa Kerusakan
Meskipun Pentagon menyatakan tidak ada kerusakan pada kapal-kapal mereka, serangan ini tetap menunjukkan betapa rentannya armada AS terhadap ancaman yang semakin canggih.
Pasukan AS berusaha membalas serangan ini dengan serangan udara terhadap fasilitas senjata Houthi, namun hingga kini, serangan houthi sukses serang kapal perang AS terus berlanjut dengan meningkatnya intensitas.
Hal ini semua menunjukkan bahwa meski AS memiliki teknologi superior, mereka tidak bisa begitu saja mengabaikan ancaman dari kelompok yang dianggap lemah oleh banyak pihak internasional.
Baca juga: Mengapa Minuman Soju Begitu Ikonik? Intip Fakta dan Kandungannya di Sini!
Solidaritas Houthi dengan Palestina dan Dampak pada Geopolitik Global
Serangan ini juga tak lepas dari konteks solidaritas Houthi terhadap Palestina. Sejak November 2023, kelompok ini telah melancarkan berbagai serangan terhadap kapal-kapal yang dianggap terkait dengan Israel.
Menurut juru bicara Houthi, Yahya Saree, serangan ini merupakan bentuk protes terhadap agresi Israel di Gaza, yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat.
Dalam konteks ini, Houthi bukan hanya berperang dengan kekuatan besar dunia, tetapi juga memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina dalam perjuangan yang semakin memanas.
Baca juga: Cara Mencairkan Asuransi Prudential Setelah 10 Tahun dengan Proses Cepat, Ini Tips Rahasianya!
Peringatan bagi Keangkuhan Militer AS
Serangan Houthi ini bukan sekadar aksi militer, tetapi juga sebuah peringatan keras bagi Amerika Serikat dan sekutunya.
Meski AS berhasil menanggulangi serangan tersebut, ketegangan yang ditimbulkan oleh serangan ini membuka babak baru dalam dinamika geopolitik kawasan Timur Tengah.
Keberanian Houthi untuk menyerang kapal perang AS, meski dengan keterbatasan sumber daya, menunjukkan bahwa kekuatan besar tidak bisa menganggap remeh perlawanan dari kelompok yang dianggap lebih kecil.
Seiring dengan meningkatnya ketegangan, dunia harus bersiap menghadapi lebih banyak pergeseran dalam aliansi dan taktik militer yang tak terduga.