Berita  

Manusa Berotot Kawat Bertulang Besi: Pemikul 120 Kg Kubis dari Pujon

Pahlawan Tersembunyi Menjalani Pekerjaan Berat Tanpa Banyak Sorotan

Pemikul 120 Kg Kubis dari Pujon
Pemikul 120 Kg Kubis dari Pujon (Instagram@petanikubispujon)

Dailynesia.co – Pemikul seringkali menjadi pahlawan yang tak terlihat, menjalani pekerjaan berat tanpa banyak sorotan. Di Dusun Bakir, Desa Sukomulyo, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

Ada sekelompok pria tangguh yang berotot kawat bertulang besi yang menjadi bukti hidup bahwa manusia bisa memiliki kekuatan luar biasa.

Mereka adalah para pemikul kubis dari Pujon yang dengan fisik kuatnya mampu membawa beban hingga 120 kg sejauh 150 meter berkali-kali.

Baca juga: Nama Penerima KJP Plus September 2024 Sudah Ada? Cek Syarat Terima Bantuan

Kisah Pekerja Tangguh di Lahan Pak Khomsun

Di bawah terik matahari atau bahkan hujan, para pemikul ini tak kenal lelah memindahkan hasil panen kubis dari sawah ke tepi jalan.

Pada lahan seluas 1.400 meter persegi milik Pak Khomsun, hasil panen kubis kali ini mencapai sekitar 10 ton.

Angka ini membutuhkan dua truk besar untuk mengangkutnya, namun sebelum sampai ke truk, kubis-kubis itu harus dipindahkan dengan cara tradisional—dipikul, dilansir dari Youtube@Tiara Java.

Setiap pekerja harus memikul beban seberat 120 kg, yang jika dijumlahkan dengan total beban 10.000 kg, berarti ada sekitar 83 pasang keranjang yang harus mereka bawa.

Jika dihitung, setiap pekerja harus melakukan perjalanan bolak-balik sebanyak 13 hingga 14 kali dengan jarak sekitar 150 meter.

Total, mereka berjalan sekitar 2 kilometer sambil membawa beban yang beratnya bisa melebihi bobot tubuh mereka sendiri.

Baca juga: Imbas Kasus Larangan Berhijab, RS Medistra Kini Kontrol Rekrutmen

Kekuatan dari Pujon

Pria-pria perkasa dari Pujon ini tidak seperti buruh tani pada umumnya. Mereka berasal dari daerah berbukit yang mendominasi kawasan Pujon, di mana pekerjaan berat seperti ini mungkin sudah menjadi rutinitas sehari-hari.

Ketika melihat ada gerobak kayu di lokasi, mungkin banyak yang bertanya mengapa mereka tidak menggunakannya.

Namun, bagi mereka, memikul beban berat dengan tenaga sendiri mungkin dianggap lebih cepat dan efisien daripada menggunakan gerobak.

Keberanian dan kekuatan mereka tak hanya mencerminkan fisik yang luar biasa, tetapi juga mentalitas pekerja keras yang patut diapresiasi.

Namun, di balik itu semua, ada perasaan iba dan keprihatinan yang timbul ketika melihat mereka bekerja.

Pekerjaan seberat ini, meskipun tampak ‘enteng’ bagi mereka, sebenarnya bisa lebih mudah jika teknologi sederhana seperti gerobak atau mesin angkut diterapkan.

Baca juga: 6 Cara Praktis Membeli e-Meterai CPNS 2024: Tips Penting untuk Pendaftar!

Perlu Adanya Perubahan

Pekerjaan memikul beban berat ini memang menunjukkan kekuatan luar biasa para pekerja, tetapi juga menunjukkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kerja mereka.

Mengandalkan tenaga manusia untuk pekerjaan berat seperti ini bukan hanya tidak efisien, tetapi juga bisa membahayakan kesehatan jangka panjang mereka.

Penggunaan alat seperti gerobak, baik dengan mesin atau tanpa mesin, bisa menggantikan beban berat yang harus mereka pikul.

Dengan adanya teknologi sederhana, beban pekerjaan mereka bisa dikurangi, memungkinkan mereka bekerja dengan lebih efisien dan aman.

Perubahan ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga tentang menghargai tenaga dan kesehatan para pekerja yang telah banyak berkontribusi dalam sektor pertanian.

Baca juga: 3 Jenis Terapi Membantu Pasien Sindrom Jacob Tumbuh Kembang Menjadi Lebih Baik

Pekerja Tak Terlihat, Pahlawan di Balik Layar

Para pemikul kubis dari Pujon adalah contoh nyata dari kekuatan dan ketahanan manusia.

Mereka mungkin tak mendapatkan penghargaan besar atau sorotan media, tetapi pekerjaan mereka sangat penting dalam mendukung produksi pangan lokal.

Kisah mereka adalah pengingat bahwa di balik setiap produk yang kita konsumsi, ada orang-orang yang bekerja keras untuk menghadirkannya di meja kita.

Namun, sebagai masyarakat yang peduli, kita harus mempertimbangkan bagaimana teknologi bisa membantu meringankan beban para pekerja ini.

Pekerjaan mereka tidak boleh diromantisasi sebagai kekuatan manusia semata, tetapi juga harus dilihat sebagai kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan kerja melalui inovasi sederhana.

Dengan dukungan yang tepat, para pekerja ini bisa tetap menjadi pahlawan di sektor pertanian, tanpa harus mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan mereka.

Kisah mereka adalah cerminan dari betapa berharganya tenaga manusia, dan betapa pentingnya teknologi dalam mendukung pekerjaan sehari-hari.

Writer: YuliasEditor: Nastain Achmad

Leave a Reply