Dengan tingkat kepercayaan 25%, politisi Indonesia mengungguli rekan mereka di negara-negara tersebut yang hanya mencatatkan 17%.
Hal ini menandakan adanya harapan untuk perubahan. Jika transparansi, akuntabilitas, dan komunikasi dengan publik ditingkatkan, politisi Indonesia masih memiliki peluang untuk memulihkan kepercayaan masyarakat.
Langkah politikus paling tak dipercaya di Indonesia ini akan menjadi fondasi penting dalam memperbaiki hubungan antara masyarakat dan pemimpin mereka.
Baca juga: Apa Alasan Stasiun Karet Akan Ditutup? Menteri BUMN Buka Suara
Kepercayaan Publik: Pilar Demokrasi yang Terancam
Ketidakpercayaan terhadap politisi dan profesi lainnya dapat berdampak buruk pada stabilitas sosial dan partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi.
Tanpa kepercayaan, hubungan antara rakyat dan institusi akan terus melemah, membuka celah bagi ketidakpuasan dan konflik.
Sebaliknya, profesi yang memiliki tingkat kepercayaan tinggi dapat menjadi inspirasi perubahan. Guru, dokter, dan ilmuwan menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat dapat diraih melalui pelayanan yang tulus, kompetensi, dan integritas.
Survei Ipsos Global Trustworthiness Index 2024 mengungkapkan realitas pahit: politisi di Indonesia berada di posisi terbawah dalam tingkat kepercayaan masyarakat.
Namun, ini bukan akhir dari segalanya. Dengan reformasi yang tepat dan komitmen pada transparansi serta akuntabilitas, politisi masih memiliki peluang untuk memulihkan kepercayaan publik.
