Berita  

Rating Buruk Masjid di Sukoharjo Viral di Google Maps: Simak Faktanya

Apa yang Menyebabkan Masjid di Sukoharjo Dapat Rating Buruk di Google Maps?

Rating Buruk Masjid di Sukoharjo Viral di Google Maps (Lambeturah.co.id )
di Sukoharjo Viral di Google Maps (Lambeturah.co.id )

Dailynesia.co – Baru-baru ini, media sosial diramaikan oleh sebuah peristiwa yang melibatkan masjid di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Masjid yang terletak di Jl. Mendungan No. 8, Kartasura, ini menjadi sorotan publik setelah mendapatkan rating buruk di Google Maps, dilansir dari Lambeturah.co.id.

Hal ini memicu berbagai tanggapan dari netizen yang merasa prihatin terhadap masjid di Sukoharjo yang seharusnya menjadi tempat ibadah suci, namun justru dikritik secara terbuka di dunia maya. Apa sebenarnya yang terjadi?

Mengapa masjid di Sukoharjo ini bisa mendapatkan ulasan negatif di platform populer seperti Google Maps? Simak penjelasan berikut.

Baca juga: PLN Kolaborasi Kementerian ESDM Gelar Balap Motor Listrik Pertama di Dunia

Alasan Masjid Al-Ikhlas Mendapatkan Rating Buruk

Penyebab masjid ini mendapatkan rating buruk berawal dari unggahan viral di akun TikTok @munaugeo, yang diposting pada 22 September 2024.

Unggahan tersebut menceritakan pengalaman tidak menyenangkan seorang jemaah yang merasa diusir dari masjid hanya karena membuka ponsel dan membawa anak-anak.

Dalam video tersebut tertulis, “Diusir dari Masjid karena sekadar buka hp, suara anak-anak, dan baju dianggap gak agamis.”

Ulasan negatif di Google Maps kemudian bermunculan, menyebutkan bahwa pengurus masjid dinilai kurang sopan saat menegur jemaah yang dianggap melanggar aturan.

Tidak hanya anak-anak yang menjadi sasaran teguran, tetapi juga jemaah dewasa yang menurut pengurus masjid berpakaian tidak sesuai dengan norma agama yang mereka tetapkan.

Beberapa jemaah yang tengah beristirahat di teras masjid dan membuka ponsel juga dilaporkan mendapat teguran kasar, yang akhirnya membuat mereka merasa tidak nyaman beribadah di sana.

Baca juga: Sejarah Kelam Uang Fisik: Akankah Kripto Juga Terjebak dalam Siklus Inflasi?

Tanggapan Netizen di Google Maps

Kasus ini mendapat perhatian besar dari netizen, yang akhirnya memberikan rating buruk pada masjid tersebut melalui Google Maps.

Banyak yang menyayangkan sikap pengurus masjid yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam yang mengajarkan kesantunan dan keramahan, terutama dalam menyambut jemaah yang datang untuk beribadah.

Sejumlah ulasan mencatat bahwa tindakan seperti menegur dengan kasar atau mengusir jemaah hanya karena faktor teknis seperti pakaian atau penggunaan ponsel dapat merusak citra masjid di Sukoharjo sebagai tempat yang ramah dan terbuka untuk semua kalangan.

Tidak sedikit pula yang merasa prihatin, mengingat Masjid Al-Ikhlas seharusnya menjadi tempat ibadah yang suci, tetapi malah terkena dampak ulasan buruk di platform publik seperti Google Maps.

Beberapa pengguna bahkan memberikan saran agar pihak masjid di Sukoharjo lebih introspektif dan memperbaiki cara berinteraksi dengan jemaah agar tidak terjadi lagi hal-hal serupa di masa depan.

Baca juga: Menkominfo Budi Arie Tolak Jawab Pertanyaan Tentang Fufufafa, Spekulasi Meningkat

Pentingnya Pengelolaan Masjid yang Baik di Era Digital

Kasus masjid di Sukoharjo ini menyoroti betapa pentingnya pengelolaan tempat ibadah, terutama di era digital seperti sekarang.

Google Maps dan platform ulasan lainnya memungkinkan masyarakat untuk memberikan penilaian terhadap tempat-tempat yang mereka kunjungi, termasuk masjid di Sukoharjo.

Ulasan positif atau negatif yang diberikan bisa sangat berpengaruh terhadap citra tempat tersebut di mata publik.

Hal ini juga menegaskan bahwa interaksi dengan jemaah harus dilakukan dengan bijak, mengingat reputasi masjid di Sukoharjo bisa terpengaruh dengan cepat melalui ulasan online.

Masjid adalah tempat yang seharusnya mencerminkan ketenangan, kebersamaan, dan penghargaan terhadap sesama, terlepas dari perbedaan latar belakang atau pandangan pribadi.

Pengurus masjid di Sukoharjo perlu memastikan bahwa aturan yang diterapkan di dalam masjid dilakukan dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam, yakni dengan mengedepankan kesabaran dan sikap lembut.

Kasus Masjid Al-Ikhlas ini menjadi pelajaran penting bagi semua pengurus masjid untuk lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan jemaah.

Baca juga: 6 Prinsip Content Design yang Wajib Diketahui: Bikin Konten Memikat dan User-Friendly!

Langkah Perbaikan yang Bisa Dilakukan

Untuk mengatasi dampak ulasan buruk di Google Maps, Masjid Al-Ikhlas bisa mempertimbangkan beberapa langkah perbaikan.

Pertama, pengurus masjid perlu melakukan evaluasi internal mengenai aturan yang ada, serta cara penyampaian teguran kepada jemaah.

Jika memungkinkan, pengurus bisa mengadakan pelatihan untuk staf masjid tentang bagaimana berinteraksi dengan baik dan profesional, khususnya dalam menghadapi situasi yang berpotensi menimbulkan ketegangan.

Kedua, masjid bisa melakukan upaya komunikasi terbuka dengan masyarakat untuk memberikan penjelasan mengenai aturan yang ada, dan memastikan bahwa semua jemaah merasa diterima dengan baik.

Mengelola citra di Google Maps juga bisa dilakukan dengan meminta jemaah yang merasa puas dengan pelayanan masjid untuk memberikan ulasan positif sebagai upaya menyeimbangkan persepsi publik.

Kasus Masjid Al-Ikhlas di Sukoharjo menjadi contoh nyata bagaimana ulasan buruk di platform seperti Google Maps bisa berdampak signifikan pada citra tempat ibadah.

Pengelolaan yang baik, sikap sopan terhadap jemaah, dan introspeksi dari pihak pengurus menjadi kunci penting untuk menjaga reputasi masjid di era digital.

Leave a Reply