Dailynesia.co – Industri makanan cepat saji menghadapi tantangan besar dengan dampak penurunan penjualan yang dialami oleh beberapa merek terkenal seperti Starbucks, KFC, dan McDonald’s pada kuartal pertama 2024.
Starbucks misalnya, mengumumkan penurunan penjualan yang menyebabkan sahamnya turun 17 persen di Amerika Serikat (AS) pada awal Mei 2024.
Penurunan ini juga dialami oleh restoran cepat saji lainnya seperti Pizza Hut dan KFC, seperti dilansir dari Kompas.com.
Ekonom memperkirakan bahwa penurunan penjualan ini sebagai respons terhadap kenaikan harga dan suku bunga, yang mengakibatkan konsumen mengurangi pengeluaran mereka.
Namun, alasan-alasan tersebut tidak sepenuhnya menjelaskan lemahnya hasil kuartal awal 2024.
Baca juga: Biaya Admin BNI ke BCA, Ini Info Lengkap dan Cara Mudahnya
Penyebab Dampak Penurunan Penjualan yang Terjadi Hari Ini
Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ini adalah kenaikan harga bahan makanan.
Biaya makan di restoran cepat saji meningkat lebih cepat dibandingkan biaya makan di rumah makan pada umumnya, membuat konsumen lebih memilih untuk memasak di rumah daripada makan di luar.
Persaingan untuk mendapatkan pelanggan juga semakin ketat, dengan banyak perusahaan di sektor restoran yang memperingatkan bahwa tekanan konsumen akan terus berlanjut.
Di samping itu, indeks kepercayaan konsumen di AS juga menunjukkan penurunan selama beberapa bulan berturut-turut, dengan konsumen yang lebih memilih untuk menghemat uang dengan membeli makanan saat jauh dari rumah.
Hal ini dimanfaatkan oleh perusahaan seperti Domino’s Pizza, yang berhasil meningkatkan penjualan dengan membuka kesepakatan baru dengan pemilik Burger King.
Untuk mengatasi penurunan penjualan, para eksekutif dari Starbucks, KFC, dan McDonald’s telah merumuskan berbagai strategi.
Starbucks, misalnya, akan merilis peningkatan aplikasinya yang memungkinkan semua pelanggan untuk memesan, membayar, dan mendapatkan diskon.
Mereka juga akan memperkenalkan berbagai jenis minuman baru untuk menarik perhatian pelanggan.
KFC dan McDonald’s juga memiliki rencana untuk menciptakan menu bernilai nasional yang menarik bagi pelanggan yang memperhitungkan uang mereka.
Namun, strategi-strategi ini mungkin menghadapi tantangan dari para waralaba yang menjadi lebih blak-blakan dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun kesepakatan dengan waralaba dapat meningkatkan penjualan, hal ini juga dapat menekan keuntungan operator, terutama di pasar yang biaya operasionalnya sudah tinggi.
Dengan demikian, industri makanan cepat saji terus berupaya menemukan cara untuk mengatasi penurunan penjualan dan menghadapi tantangan yang ada di pasar.
Dengan strategi-strategi inovatif dan adaptasi terhadap perubahan kebutuhan konsumen, diharapkan merek-merek seperti Starbucks, KFC, dan McDonald’s dapat kembali memperoleh pertumbuhan yang stabil dan memuaskan dari dampak penurunan penjualan.