Alarm Ekonomi! Rupiah Melemah ke Rp16.000 per USD: Bayang-Bayang Krisismon Semakin Nyata?

Depresiasi nilai tukar rupiah menembus Rp16.000 per USD menjadi alarm serius bagi perekonomian Indonesia. Kondisi ini mencerminkan kompleksitas tantangan globa/l dan domestik yang membutuhkan langkah strategis untuk menjaga stabilitas.

Rupiah melemah ke Rp16.000 per USD
Rupiah melemah ke Rp16.000 per USD/inakoran

Menurut Ariston Tjendra, analis pasar uang, ketegangan di Timur Tengah serta ekspektasi kebijakan Federal Reserve turut menjadi katalis. Indeks dolar AS terus menguat, mencerminkan permintaan tinggi terhadap mata uang ini.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi rangkap tiga di pasar spot, forward, dan obligasi pemerintah.

Namun, langkah ini lebih berfokus pada mengurangi volatilitas, bukan menahan level tertentu.

BI memproyeksikan bahwa pelemahan rupiah masih dalam batas wajar, sejalan dengan mata uang Asia lainnya yang juga melemah.

Baca juga: Resmi! World Cup 2034 di Saudi: Kritik HAM di Balik Keputusan FIFA

Dampak Ekonomi Akibat Pelemahan Rupiah

1. Kenaikan Harga Barang Impor

Pelemahan rupiah meningkatkan biaya impor, terutama untuk bahan baku industri dan barang konsumsi.

Hal ini berisiko memperburuk inflasi dalam negeri, yang pada gilirannya menekan daya beli masyarakat.

2. Tekanan pada Dunia Usaha

Perusahaan dengan eksposur utang dalam dolar AS menghadapi lonjakan beban keuangan.

Sektor usaha kecil dan menengah (UKM) juga rentan terkena dampak akibat kenaikan harga bahan baku impor.

3. Risiko pada Stabilitas Makroekonomi

Melemahnya rupiah dapat mempengaruhi defisit transaksi berjalan, terutama jika ekspor tidak mampu mengimbangi kenaikan biaya impor. Dalam jangka panjang, ini bisa menjadi ancaman bagi stabilitas ekonomi karena rupiah melemah ke Rp16.000 per USD.

Leave a Reply