Perjalanan panjang Sarfendi dan Siti Maryama dimulai dari nol. Mereka memulai usaha dengan menjual sayuran keliling desa, sering kali menghadapi tantangan cuaca dan jalanan yang tidak selalu bersahabat.
Namun, tekad mereka untuk mengumpulkan uang demi menunaikan ibadah haji tidak pernah surut. Setiap hari, mereka berusaha keras, berkeliling menjajakan sayur demi sayur.
“Awalnya kami hanya berkeliling menjual sayur ke rumah-rumah, kadang harus berjalan jauh.
Tapi kami selalu yakin, rezeki akan datang asal kita berusaha dan berdoa,” kenang Siti Maryama. Perlahan tapi pasti, usaha mereka mulai membuahkan hasil.
Mereka berhasil membuka lapak kecil di pasar lokal, yang menjadi sumber penghasilan utama pasutri Bangka.
Tantangan finansial sering kali menjadi hambatan utama bagi banyak orang untuk menunaikan ibadah haji.
Namun, Sarfendi dan Siti Maryama menunjukkan bahwa dengan tekad kuat, kerja keras, dan doa yang tulus, hambatan tersebut bisa diatasi.
Mereka menyisihkan sebagian dari penghasilan harian mereka, meski kadang jumlahnya sangat sedikit. Mereka percaya, sedikit demi sedikit akan menjadi bukit.
Dalam perjalanan hidupnya, Sarfendi selalu mengajarkan kepada anak-anaknya pentingnya mencari rezeki yang halal. “Yang penting itu rezeki halal, meski sedikit, yang penting berkah,” kata Sarfendi.