Bisnis  

Kisah Inspiratif Palmea Bakery Malang

Sukses Berbisnis Roti Rumahan di Malang

Ibu Esti pendiri Palmea Bakery dari Malang
Ibu Esti pendiri Palmea Bakery dari Malang (RadarMalang.com)

Dailynesia.co – Di Jalan Palmerah, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, seorang wanita berusia 51 tahun, Esti Rahayu, mendirikan Palmea Bakery pada tahun 2021. Berawal dari masa pandemi, Esti dan suaminya bertekad untuk belajar membuat roti secara mandiri.

“Di masa pandemi, kita mencoba belajar membuat roti. Awalnya, kami mengambil roti di suatu tempat, tapi karena pandemi, kami tidak bisa beraktivitas lagi.

Pelanggan tetap ingin mengonsumsi roti, jadi saya belajar lewat telepon dengan seorang chef dari luar kota,” cerita Esti Rahayu, Minggu (30/6/2024).

Baca juga: Harga Anjlok, Petani Solok Buang Tomat Hasil Panen ke Jurang

Palmea Bakery Populer di Pasaran

Meskipun kondisi saat itu sulit, Esti dan suaminya tidak menyerah. Hasilnya, produk Palmea Bakery menjadi populer di pasaran.

“Alhamdulillah, setelah kami membuat roti sendiri, masyarakat lebih menyukai produk kami yang terdiri dari aneka roti rumahan, roti tawar, roti manis, dan aneka cake,” lanjutnya.

Ada satu pengalaman menarik yang diungkapkan oleh Esti. Pada awal bulan Syawal, saat Esti masih dalam proses belajar membuat roti manis, dia sudah berani menerima pesanan untuk acara pernikahan.

“Kami mulai beroperasi di awal Bulan Syawal, dimana sebenarnya saya masih belajar membuat roti manis saat itu, tapi sudah berani menerima pesanan untuk wedding.

Justru dari kejadian itulah, menjadi motivasi kami dan alhamdulillah pelanggan menyukainya,” ungkapnya.

Baca juga: Janji Kapolri Tindak Tegas Anggota yang Terlibat Judi Online

Palmea Bakery Ada dalam Berbagai Varian Rasa

Ibu Esti pendiri Palmea Bakery dari Malang
Ibu Esti pendiri Palmea Bakery dari Malang (RadarMalang.com)

Palmea Bakery juga mengikuti tren yang sedang populer dengan menyediakan roti dalam varian yang disukai anak muda zaman sekarang. “Kami membuat roti tawar dengan berbagai varian, seperti pandan, coklat, taro, red velvet, dan twister.

Kami juga pernah membuat roti wortel yang diminta oleh pelanggan, dijual mulai dari Rp. 16.000,- dengan isian 17 potong roti,” tambahnya.

Untuk memasarkan produknya, Esti menggunakan media sosial, grup WhatsApp, dan bergabung dengan berbagai komunitas.

“Produk kami juga sudah pernah dikirim ke Bandung, Madura, Lumajang, dan Probolinggo. Selain itu, kami juga menitipkan produk di toko-toko terdekat,” ungkapnya.

Esti memiliki harapan besar untuk masa depan Palmea Bakery. Ia bercita-cita memiliki toko untuk display produk di daerah kota dan tempat untuk memberikan pelatihan kepada ibu-ibu yang ingin belajar membuat roti.

Leave a Reply