Beberapa pihak merasa bahwa label “Korean Ramyeon” dapat membingungkan konsumen, mengingat produk ini diproduksi oleh perusahaan Indonesia.
Kekhawatiran ini bahkan sampai melibatkan Kantor Kekayaan Intelektual Korea (KIPO), yang menyebutkan potensi kesalahan persepsi terkait asal produk ini.
Baca juga: Merinding! Anis Matta Serukan Aksi Nyata di KTT OKI, Ini 5 Usulan Penting untuk Palestina!
Branding Global yang Ambisius atau Penghinaan Budaya?
Kontroversi utama yang muncul adalah apakah strategi branding ini merupakan langkah globalisasi yang cerdas atau justru bentuk penghinaan terhadap budaya asli Korea.
Menggunakan kata “Ramyeon” yang merupakan istilah khas Korea dan menggandeng NewJeans yang memiliki pengaruh besar di kalangan penggemar K-pop, Indomie berhasil menciptakan sebuah produk yang terlihat sangat “Korea.”
Namun, kritik muncul karena masyarakat Korea khawatir bahwa konsumen akan mengira produk ini benar-benar berasal dari Korea, padahal Indomie adalah produk Indonesia.
Tidak hanya itu, penggunaan bahasa Korea dalam promosi iklan, di mana anggota NewJeans berkata “Enak sekali!” dalam bahasa Korea saat menikmati mie, turut memperburuk kekhawatiran tersebut.
Para netizen Korea menganggap bahwa hal ini bisa menyesatkan konsumen dan mempengaruhi persepsi mereka terhadap Indomie sebagai merek asli Indonesia.
Baca juga: Pelajar SMP di Brebes Tersambar Petir saat Berteduh, Telan Korban Jiwa