Dailynesia.co – Komisaris Jenderal (Komjen) Ahmad Luthfi secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari Kepolisian Republik Indonesia (Polri) setelah menyatakan akan maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah (Jateng) dalam Pilkada 2024.
Keputusan ini diambil setelah ia mendaftarkan diri sebagai bakal calon gubernur, berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen, atau yang lebih dikenal sebagai Gus Yasin.
Pasangan ini mendapat dukungan dari sembilan partai politik besar, termasuk Gerindra, PKB, PPP, Demokrat, NasDem, PSI, PAN, PKS, dan Golkar.
Ahmad Luthfi, yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Jateng, akan bersaing dalam Pilkada Jateng 2024 dengan Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa, salah satu kandidat kuat lainnya, dilansir dari Klikpendidikan.id.
Luthfi yang dikenal dengan latar belakangnya di kepolisian, kini memasuki arena politik dengan harapan membawa perubahan positif bagi Jawa Tengah.
Namun, tidak hanya latar belakang dan pengalaman yang menjadi sorotan publik. Kekayaan Ahmad Luthfi juga menjadi perhatian, terutama ketika ia memutuskan untuk memasuki kancah politik.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan pada 20 Maret 2024 lalu untuk periode 2023, Ahmad Luthfi memiliki kekayaan yang cukup signifikan.
Baca juga: Jenderal Andika Perkasa: Kekayaan Fantastis Sang Panglima TNI
Pilar Kekayaan Ahmad Luthfi
Sebagian besar kekayaan Ahmad Luthfi berasal dari aset berupa tanah dan bangunan.
Dalam laporannya, ia mengungkapkan bahwa dirinya memiliki dua bidang tanah dan bangunan dengan total nilai mencapai Rp 6,3 miliar.
Tanah pertama yang ia miliki terletak di Kabupaten/Kota Surakarta (Solo) dengan luas 2.662 m², yang bernilai Rp 3,15 miliar.
Tanah dan bangunan kedua terletak di Kabupaten/Kota Sukoharjo, dengan luas 400 m²/400 m², yang juga bernilai Rp 3,15 miliar.
Aset tanah dan bangunan ini menunjukkan bahwa Ahmad Luthfi memiliki investasi properti yang signifikan, yang dapat dianggap sebagai indikator stabilitas finansial.
Investasi ini bisa menjadi fondasi yang kuat bagi Luthfi dalam mendanai kampanye politiknya serta menunjukkan kemampuan manajemen aset yang baik.
Baca juga: Sasaran Penerima KJP Plus September 2024, Jadwal Pencairan Kapan?
Aset Kendaraan Bermotor
Selain properti, Ahmad Luthfi juga memiliki sejumlah aset kendaraan bermotor. Dalam laporan LHKPN-nya, ia mencatat memiliki enam unit kendaraan bermotor dengan total nilai Rp 935 juta.
Kendaraan tersebut terdiri dari berbagai tipe, termasuk mobil Toyota Jeep tahun 1982, Honda CR-V tahun 2010, dan motor Harley Davidson tahun 2013.
Selain itu, ia juga memiliki tiga unit mobil Toyota Hardtop dari tahun 1984, 1980, dan 1966.
Koleksi kendaraan ini mencerminkan gaya hidup Luthfi yang mungkin juga menjadi bagian dari citra yang ingin ia tampilkan di depan publik.
Kendaraan-kendaraan klasik yang ia miliki, seperti Toyota Hardtop, menunjukkan bahwa ia memiliki selera yang spesifik dan nilai sentimental terhadap aset-aset tersebut.
Baca juga: Heboh! Oknum PMI di Jepang Disorot, Aktivitasnya Disebut Ganggu Ketertiban
Likuiditas Finansial yang Aman
Dalam hal likuiditas, Ahmad Luthfi memiliki kas dan setara kas senilai Rp 3,033 miliar.
Nilai ini menunjukkan bahwa ia memiliki cadangan dana yang cukup besar untuk kebutuhan jangka pendek, termasuk dalam mendanai kampanye politiknya.
Menariknya, Ahmad Luthfi melaporkan bahwa ia tidak memiliki utang dalam bentuk apapun.
Hal ini menunjukkan bahwa ia memiliki manajemen keuangan yang sehat dan tidak bergantung pada pinjaman untuk membiayai aset atau kebutuhan lainnya.
Dengan total kekayaan sebesar Rp 10,26 miliar, Ahmad Luthfi memasuki Pilkada Jateng 2024 dengan fondasi finansial yang solid.
Meskipun kekayaannya mungkin tidak sebesar beberapa kandidat lainnya, namun hal ini bisa menjadi keuntungan tersendiri.
Dengan kekayaan yang signifikan namun tidak berlebihan, Luthfi bisa dianggap sebagai sosok yang mampu mengelola keuangan dengan baik tanpa menunjukkan kesan berlebihan.
Bagi masyarakat Jawa Tengah, informasi mengenai kekayaan ini tentu menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan pilihan.
Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kekayaan ini dikelola dan digunakan untuk kepentingan rakyat jika ia terpilih sebagai gubernur.