Dailynesia.co – Demonstrasi Semarang memanas seiring dengan berlangsungnya demonstrasi yang berubah menjadi ricuh pada malam hari.
Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai, berubah menjadi bentrokan setelah aparat kepolisian berusaha membubarkan massa.
Beberapa orang terluka, dan sejumlah mahasiswa serta pelajar diamankan. Berikut adalah fakta-fakta terbaru mengenai insiden tersebut.
Baca juga: Penumpang Kapal Roro Telaga Punggur Terlantar, Kehabisan Tiket Keberangkatan
Polisi Imbau Demo Bubar, Bentrok Terjadi
Pada pukul 18.00 WIB, polisi meminta para demonstran di Semarang untuk membubarkan diri dan pulang.
Aparat menggunakan pengeras suara untuk mengimbau massa agar kembali ke rumah dan melanjutkan aksi di hari berikutnya jika merasa tuntutan mereka belum tercapai.
Namun, tidak lama setelah imbauan tersebut, situasi demonstrasi Semarang memanas.
Bentrokan pecah antara demonstran dan polisi, dengan insiden pelemparan batu dan kayu ke arah aparat yang berada di garis depan.
Baca juga: Hunian Baru Warga Rempang di Tanjung Banon, Targetkan Rampung September 2024
Demosntrasi Semarang Memanas, Polisi Gunakan Gas Air Mata di Lapangan
Untuk meredakan situasi yang semakin tidak terkendali, polisi akhirnya menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa.
Akibatnya, Jl Pemuda di depan Kantor Bapeda Semarang dipenuhi asap dari gas air mata.
Beberapa demonstran mengalami sesak napas akibat terpapar gas tersebut, termasuk dua mahasiswi yang harus dievakuasi menggunakan ambulans dari halaman Mal Paragon.
Baca juga: Kapan KJP Plus September 2024 Cair? Orang Tua Murid di DKI Bersiap
Pengamanan dan Penahanan Demonstran
Demonstrasi Semarang memanas dengan adanya penahanan sejumlah demonstran.
Pengacara LBH Semarang, Tuti Wijaya, melaporkan bahwa hingga malam ini, ada 21 pelajar dan 6 mahasiswa yang diamankan oleh aparat.
Tim kuasa hukum LBH Semarang belum berhasil menemui para demonstran yang ditahan, sementara pihak kepolisian menyatakan bahwa mereka masih dalam proses pendataan.
Selain itu, Wakil Kepala Satuan Intel Polrestabes Semarang terluka di pipi akibat terkena semacam ‘tombak’ yang dilempar oleh massa.
Situasi demonstrasi Semarang memanas dan berujung pada bentrokan yang memakan korban di kedua belah pihak.
Perkembangan ini menunjukkan betapa cepatnya situasi damai dapat berubah menjadi kekacauan.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya dialog terbuka dan damai antara demonstran dan aparat untuk menghindari terjadinya kekerasan di masa mendatang.
Demonstrasi yang memanas ini juga menjadi perhatian bagi masyarakat dan pemerintah, serta menuntut langkah-langkah preventif yang lebih baik di masa depan.