Dengan kebijakan yang keras ini, masa depan Palestina pasca-kemenangan Trump tampak terancam, namun masih ada kemungkinan resistensi yang terbentuk dari kekuatan internasional atau internal Palestina.
Baca juga: 5 Game Simulator Motor di Andorid Terhits, Bisa Rasakan Sunmori Virtual
Tantangan Internal Palestina: Persatuan atau Perpecahan?
Di dalam negeri, Palestina juga menghadapi tantangan yang tak kalah rumit. Perpecahan antara Fatah dan Hamas yang menguasai Tepi Barat dan Gaza, telah lama menghambat perjuangan Palestina.
Pada situasi saat ini, masa depan Palestina pasca-kemenangan Trump membutuhkan persatuan yang lebih kuat, namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa persatuan Palestina masih jauh dari kata solid.
Jika konflik antar-faksi ini terus berlanjut, perjuangan Palestina dalam menghadapi tekanan dari kebijakan AS-Israel di bawah Trump hanya akan semakin berat.
Tanpa persatuan, upaya melawan kebijakan agresif yang mengancam hak-hak Palestina akan sulit diwujudkan.
Baca juga: 7 Disney Drama Terbaik: Dari Fantasi Hingga Thriller, Pilihan Terbaru di Disney+ Hotstar
Keterlibatan Internasional: Peran Negara-Negara Muslim dan PBB
Masa depan Palestina pasca-kemenangan Trump juga bergantung pada dukungan internasional, terutama dari negara-negara Muslim dan organisasi internasional seperti PBB.
Dukungan dari negara-negara yang selama ini berdiri di belakang Palestina, seperti Turki dan Iran, serta dari blok negara-negara Arab, menjadi sangat krusial.