Namun, normalisasi hubungan negara-negara Arab seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel selama Trump menjabat menunjukkan bahwa Palestina tak bisa sepenuhnya mengandalkan solidaritas negara-negara ini.
Perubahan sikap dari negara-negara Arab ini memberikan tantangan baru bagi Palestina dalam mendapatkan dukungan yang lebih luas di arena internasional.
Baca juga: Diterjang! Wanita Pegawai Salon di Medan Tangkap Pencuri Motor
Masa Depan Palestina Pasca-Kemenangan Trump: Harapan atau Kepedihan?
Menyinggung masa depan Palestina pasca-kemenangan Trump, satu hal yang pasti adalah posisi Palestina dalam konflik ini berada pada titik kritis.
Dunia melihat Palestina yang terus berada di bawah bayang-bayang ancaman kebijakan pro-Israel, sementara upaya diplomasi terlihat semakin sulit.
Meski masih ada kemungkinan dukungan internasional dan upaya untuk bersatu, tantangan yang dihadapi Palestina dalam mempertahankan hak dan tanah mereka semakin berat di bawah kebijakan Trump yang lebih cenderung memihak Israel.
Baca juga: 5 Kampus Kelas Karyawan di Medan, Solusi bagi Karyawan yang Kejar Gelar Akademik
Akhir Perjalanan atau Awal Baru?
Kesimpulannya, masa depan Palestina pasca-kemenangan Trump menyimpan pertanyaan yang belum terjawab—apakah ini akan menjadi titik akhir dari upaya perdamaian atau justru awal dari perlawanan baru?
Palestina dan sekutunya perlu segera mengkonsolidasikan strategi baru untuk menavigasi masa depan yang penuh ketidakpastian ini.
Satu hal yang pasti, tantangan semakin besar, dan harapan bagi Palestina membutuhkan perjuangan yang lebih keras di tengah peta politik yang semakin berat sebelah.